Gak Boleh Pacaran, Sepasang Kakak Beradik Bunuh Diri di Bengawan Solo
Jembatan Bengawan Solo, Bojonegoro
(Bojonegoro, Jawa Timur): Suasana duka sangat terasa di rumah Sutikno dan Sukanti. Muda-mudi kakak beradik yang dikabarkan bunuh diri dengan melompat jembatan sungai bengawan solo kecamatan Malo.
Sesekali Jami, ibu dua korban itu menangis dan pingsan saat ditemui di rumahnya. Tamu yang datang kerumah dukapun belum berhenti. Beberapa kendaraan datang dan berganti silih berganti.
"sabar Mbak ya," kata famili Jami mencoba menenangkannya. Dan sebentar-sebentar Jami' menangis dan pingsan lagi. Hal itu tampak jelas saat wartawan media ini berkunjung kerumahnya di RT. 5 desa Brabuhan Kecamatan Ngasem Bojonegoro hari ini Senin 11 April 2011. Suasana duka benar-benar terasa betul di rumah duka.
Berbeda dengan Sutarji, ayah dua korban. Dirinya tampak tegar walau mukanya tampaknya sembab. Sutarji masih mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan wartawan media ini di rumahnya. Menurut Sutarji dirinya tidak mempunyai perasaan apapun sebelum peristiwa ini. "Itu karena kemarin sekitar jam 3 Sore, Sutikno masih di rumah dan hendak mencari adiknya" kata Sutarji.
Dirinya menuturkan Sutikno anaknya sangat disiplin dan tanggungjawab. Banyak teman-teman Sutikno yang datang ke rumah kalau Sutikno di rumah. "Sutikno sangat disukai teman-temanya" jelas Sutarji yang menggunakan baju batik koko.
Berbeda dengan Sutikno, Sukanti adik sutikno yang dikabarkan bunuh diri itu. Sukanti anaknya lebih keras dan suka membantah. Dirinya sering memberi nasehat kepada Sukanti. Tapi anaknya yang terakhir dari empat bersaudara ini sering mambantah.
Sumarji tetangga korban juga mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan oleh Sutarji. Menurutnya Sutikno adalah pemuda yang suka mengikuti kegiatan kepemudaan yang berada di lingkungan. "Dia sering mengikuti sepakbola di sini," kata Sumarji.
Hal yang sama dituturkan oleh Rudi Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan tempat Sutikno sekolah. Menurutnya Sutikno selama ini dikenal sangat rajin mengikuti kegiatan belajar mengajar yang berada di sekolah.
"Anaknya sangat rajin," kata Rudi dirinya bisa memercayai berita yang mengatakan sutikno bunuh diri. Rudi juga mengatakan Sutikno juga mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang berada di sekolah. "dirinya sering mewakili sekolah kalau ada pertandingan futsal atau voli" kata Rudi.
Sementara itu, Rochim ketua kelas 12 sekelas dengan Sutikno mengatakan, dirinya tidak menyangka kalau pertemuan hari sabtu itu adalah yang terakhir. Menurutnya dirinya tidak mempunyai perasaan apa-apa. Menurutnya tidak ada masalah antara teman-teman dengan Sutikno. Itu karena sutikno dikenal baik dan ramah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, hingga kini masih mencari kakak beradik yang menjadi korban perairan Bengawan Solo di Desa Mlaten, Kecamatan Kalitidu, setelah keduanya menceburkan diri, Minggu (10/4/2011).
"Tim BPBD dengan perahu karet terus berusaha menelusuri dua korban yang menceburkan diri ke Bengawan Solo, namun keduanya belum ditemukan," kata Kasi Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sutardjono, Senin (11/4/2011).
Dua kakak beradik, Sutikno (17) dan Sukanti (15), keduanya warga Desa Brabowan, Kecamatan Ngasem, dilaporkan menceburkan diri di Bengawan Solo.
Ia mengatakan, pencarian korban secara langsung mencari ke dasar sungai terpanjang di Jawa tersebut cukup sulit, sebab airnya sedang meninggi. "Kita terus melakukan penyisiran," katanya menegaskan.
Sementara itu, Kapolsek Kalitidu, AKP Widjianto, menyatakan, dugaan sementara, korban Sukanti menceburkan diri dari ke Bengawan Solo dari jembatan Malo, karena ada masalah keluarga.
"Sukanti dilarang berpacaran oleh orang tuanya, Sukardji (40) dan Jami (39), karena dianggap masih belum dewasa. Karena dilarang itulah, dia menceburkan diri ke Bengawan Solo," katanya.
Sementara itu, kakaknya, Sutikno, ketika itu datang ke lokasi, dan tahu adiknya menceburkan diri, maka ia berusaha menolong dengan ikut menceburkan diri ke Bengawan Solo.
Akibat kondisi Bengawan Solo yang arusnya deras dan airnya sedang tinggi itu, maka keduanya diperkirakan langsung tenggelam.
Menurut dia, pencarian korban terus dilakukan di sekitar lokasi jembatan Malo dan juga di daerah bawahnya, karenakedua korban diperkirakan sudah terseret derasnya arus sungai terpanjang di Jawa itu. (mif)
Gayus Tambunan 11 Apr, 2011
www.isugosip.blogspot.com