TEMPO Interaktif, Kediri -Nyonya Sujoko tak mampu menahan malu saat beberapa penonton menyorakinya di atas panggung. Menggamit tangan suaminya yang berjalan merayap, dia berusaha menyelesaikan lintasan caltwalk sepanjang 10 meter yang terbentang di depan penonton.
Meski baru kali ini mengikuti kompetisi peragaan busana atau fashion show, penampilan Ny. Sujoko dan suaminya di Gedung Nasional Indonesia Kota Kediri, Selasa, 7 Juni 2011, tak begitu mengecewakan. Berbalut pakaian adat Jawa yang didominasi warna hitam, keduanya melenggak-lenggok di atas caltwlak bak model ternama. Sesekali tangan mereka melambai sambil berkedip nakal ke arah penonton. "Gugupnya setengah mati," kata nenek dua cucu ini saat dicegat di belakang panggung, Selasa, 7 Juni 2011.
Ny. Sujoko yang sudah berusia 57 tahun ini merupakan satu dari puluhan orang yang mengikuti Lomba Fashion Show Lansia yang digelar Pemerintah Kota Kediri untuk memperingati Hari Lansia ke-15. Dia dan suaminya adalah delegasi dari Kelurahan Tosaren, Kecamatan Kota, Kediri yang mewakili kampungnya di ajang bergengsi itu.
Meski terkesan ganjil, lomba yang pada lazimnya diikuti model berusia muda ini cukup diminati para lansia. Tercatat 92 peserta yang terdiri dari kakek dan nenek berusia di atas 56 tahun turut ambil bagian. Tepuk tangan dan siulan terdengar bersahutan dari para penonton saat para model dadakan ini melenggang di atas caltwalk.
Tak kalah dengan peragawati muda, beberapa peserta perempuan atau lebih tepatnya disebut nenek bermanuver dengan berbagai gaya. Juminah misalnya, nenek berusia 76 tahun ini beberapa kali memutar badan saat melintas di depan kursi penonton. Senyumnya selalu mengembang diantara kulit wajah yang keriput. “Hidup neli,” teriak penonton yang menyebut Juminah dengan neli alias nenek lincah.
Juminah mengaku tak mempersiapkan lomba ini dengan latihan khusus. Dia hanya berlatih menggunakan sepatu sandal dengan hak tinggi di teras rumahnya. "Selebihnya nonton peragaan busana di tivi," katanya tertawa.
Satu-satunya kendala yang dialami saat tampil di atas panggung adalah ditonton anak dan cucunya. Meski telah melatih mental, Juminah tak bisa menyembunyikan rasa malunya saat sang cucu meneriaki. Namun demi menyalurkan bakat model yang pernah disemainya saat remaja, dia tetap mengayunkan kaki hingga etape terakhir.
Ketua panitia, Hari Saksono mengatakan tujun lomba peragaan busana lansia ini hanya untuk membangkitkan semangat mereka di usia senja. Seiring pertambahan usia, gairah hidup mereka kadang menurun hari demi hari. “Kami ingin mereka tetap percaya diri dan berarti bagi orang lain,” kata Hari.
Sumber
DDChris 07 Jun, 2011 Spoiler:
Meski baru kali ini mengikuti kompetisi peragaan busana atau fashion show, penampilan Ny. Sujoko dan suaminya di Gedung Nasional Indonesia Kota Kediri, Selasa, 7 Juni 2011, tak begitu mengecewakan. Berbalut pakaian adat Jawa yang didominasi warna hitam, keduanya melenggak-lenggok di atas caltwlak bak model ternama. Sesekali tangan mereka melambai sambil berkedip nakal ke arah penonton. "Gugupnya setengah mati," kata nenek dua cucu ini saat dicegat di belakang panggung, Selasa, 7 Juni 2011.
Ny. Sujoko yang sudah berusia 57 tahun ini merupakan satu dari puluhan orang yang mengikuti Lomba Fashion Show Lansia yang digelar Pemerintah Kota Kediri untuk memperingati Hari Lansia ke-15. Dia dan suaminya adalah delegasi dari Kelurahan Tosaren, Kecamatan Kota, Kediri yang mewakili kampungnya di ajang bergengsi itu.
Meski terkesan ganjil, lomba yang pada lazimnya diikuti model berusia muda ini cukup diminati para lansia. Tercatat 92 peserta yang terdiri dari kakek dan nenek berusia di atas 56 tahun turut ambil bagian. Tepuk tangan dan siulan terdengar bersahutan dari para penonton saat para model dadakan ini melenggang di atas caltwalk.
Tak kalah dengan peragawati muda, beberapa peserta perempuan atau lebih tepatnya disebut nenek bermanuver dengan berbagai gaya. Juminah misalnya, nenek berusia 76 tahun ini beberapa kali memutar badan saat melintas di depan kursi penonton. Senyumnya selalu mengembang diantara kulit wajah yang keriput. “Hidup neli,” teriak penonton yang menyebut Juminah dengan neli alias nenek lincah.
Juminah mengaku tak mempersiapkan lomba ini dengan latihan khusus. Dia hanya berlatih menggunakan sepatu sandal dengan hak tinggi di teras rumahnya. "Selebihnya nonton peragaan busana di tivi," katanya tertawa.
Satu-satunya kendala yang dialami saat tampil di atas panggung adalah ditonton anak dan cucunya. Meski telah melatih mental, Juminah tak bisa menyembunyikan rasa malunya saat sang cucu meneriaki. Namun demi menyalurkan bakat model yang pernah disemainya saat remaja, dia tetap mengayunkan kaki hingga etape terakhir.
Ketua panitia, Hari Saksono mengatakan tujun lomba peragaan busana lansia ini hanya untuk membangkitkan semangat mereka di usia senja. Seiring pertambahan usia, gairah hidup mereka kadang menurun hari demi hari. “Kami ingin mereka tetap percaya diri dan berarti bagi orang lain,” kata Hari.
Sumber
www.isugosip.blogspot.com