Usulan ini disampaikan anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif, Nadine Dorries. Menurut Nadine, materi ajaran ini berguna agar anak dapat menghindari penyakit menular seksual dan kehamilan pada usia dini.
Saat ini, para peserta didik di Inggris diajarkan cara memasang kondom di pisang dan mendiagnosis penyakit yang menghinggapi diri, tapi tidak cara menolak hubungan seksual.
Saat berbicara di Majelis Rendah Parlemen Inggris (House of Commons), Dorries menegaskan masyarakat merupakan "bagian dari seks".
"Seks dini di kalangan remaja didorong oleh acara televisi yang mereferensikan seks, agen yang menjual majalah porno, dan toko-toko yang menjual barang provokatif seperti boneka mengenakan bikini untuk anak usia tujuh tahun," kata Dorries seperti dikutip dari situs Telegraph, Kamis (5/5/2011).
Pada Rabu (4/5/2011), Dorries mempresentasikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ten-Minute Rule di hadapan House of Commons. RUU ini menyerukan semua sekolah agar memberikan pendidikan seks tambahan kepada anak perempuan usia 13 hingga 16 tahun.
Kemungkinan rancangan undang-undang (RUU) ini disahkan menjadi undang-undang memang sangat sulit. Namun usulan Dorries memicu protes di situs jejaring sosial, Twitter. Banyak pengguna Twitter yang menyatakan, hal ini hanya fokus pada perempuan sebagai korban dari laki-laki.
Pengguna Twitter lainnya menuduh Dorries menggunakan standar ganda karena pada Januari, anggota parlemen dari daerah Mid Bedfordshire ini diketahui memiliki hubungan dengan pria beristri dengan dua anak.
Sementara itu, anggota parlemen dari Partai Buruh, Chris Bryant menyatakan RUU ini merupakan produk perundang-undangan paling gila. "Saya bukan pakar, tapi menurut saya jika Anda ingin mengatasi kehamilan remaja, Anda harus berbicara dengan anak laki-laki dan perempuan," jelas Chris.
Dorries mengusulkan, RUU yang mengharuskan sekolah mengajarkan manfaat penolakan dari aktivitas seksual ini, agar dibawa ke parlemen. Ibu dari dari tiga orang anak ini dikenal sebagai antiaborsi. Dia bersikeras usulannya akan memberdayakan gadis-gadis muda.
Dia menyatakan, guru harus membuat remaja putri lebih sadar akan manfaat tidak melakukan hubungan seks sebagai bagian dari pelajaran seks tradisional.
"Ini merupakan jawaban untuk mengakhiri perjuangan kita akan tingginya aktivitas seksual dan kehamilan remaja. Caranya dengan mengajarkan anak perempuan dan laki-laki kita dengan mengatakan 'tidak' sebagai bagian dari pendidikan seks wajib mereka," katanya.
Menurutnya, mengajarkan anak usia usia tujuh tahun untuk menggunakan kondom pada pisang sama seperti, 'Sekarang pergi dan coba ini untuk diri sendiri'. "Anak-anak diajarkan untuk melakukan hubungan seks yang aman, tetapi bukan mengatakan tidak pada kekasih yang bersikeras melakukan hubungan seksual," jelasnya.(rfa)
samudra27 07 May, 2011
www.isugosip.blogspot.com