INILAH.COM, Oslo Si penembak Norwegia, Anders Behring Breivik, harus bertanya pada pengacaranya berapa banyak orang tewas akibat ulahnya. Ia tak ingat karena mengkonsumsi 'obat kuat' sebelum memulai aksinya.
Menurut pengacara Breivik, Geir Lippestad, kliennya meminum berbagai macam obat sebelum melaksanakan aksi tunggalnya. Pemuda fanatik itu menyatakan dirinya sebagai pahlawan yang memulai perang 60 tahun serta akan disebut sebagai pahlawan Eropa Barat.
Sebelum melaksanakan aksinya, diberitakan Daily Mail, Breivik menenggak koktail obat-obatan yang diketahui bernama 'ECA Stack' untuk membuatnya 'kuat dan efisien'. Akibatnya, ia juga tak bisa menghitung berapa banyak jumlah korban.
Obat tersebut mengandung ephedrine, stimulan kuat yang terkadang digunakan atlet untuk meningkatkan performa mereka. Selain itu, juga mengandung kafein dan aspirin. "Ia mungkin kehilangan akal. Ia sedang berperang dan yakin bisa melakukannya tanpa merasa bersalah," kata Lippestad.
Saat melaksanakan aksinya, Breivik yang mendengarkan musik di iPod sedang berada dalam pengaruh obat itu. Ia makin agresif, performa fisiknya meningkat dan secara mental lebih fokus. "Ia bertanya berapa banyak yang ia bunuh dan yakin perangnya ini akan berlangsung selama 60 tahun."
'Rencana A' Breivik adalah menggalang dana hingga tiga juta poundsterling untuk mempublikasikan manifesto rasis sepanjang 1.500 miliknya, tentang cara menyingkirkan Muslim di Eropa. Namun, krisis menyebabkan ia kekurangan dua juta.
"Jadi, ia terpaksa melaksanakan 'Rencana B'. Yakni pemboman dan pembunuhan massal terhadap pribumi Eropa yang dianggapnya sebagai pengkhianat," papar Lippestad.
www.isugosip.blogspot.com