Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (International Football Association Board/IFAB) akan memutuskan mencabut atau tidak larangan penggunaan jilbab/hijab oleh para pesepak bola perempuan pada pertemuan khusus yang akan digelar di Kiev, Ukraina, 2 Juli mendatang.
SEJAK 2007, FIFA melarang semua pesepak bola perempuan menggunakan kerudung, hijab, atau penutup kepala jenis apapun saat tengah bertanding. Larangan itu menimbulkan kontroversi, karena dianggap membatasi hak perempuan pengguna jilbab untuk bermain sepak bola.
Peristiwa dramatis akibat pelarangan itu terjadi pada tahun lalu. Tim nasional sepak bola perempuan Iran dilarang mengikuti babak kedua kualifikasi Olimpiade London 2012, melawan Yordania, karena menolak melepaskan jilbabnya. Akibatnya, mereka harus mengubur impian berlaga di London.
Adapun FIFA beralasan larangan itu untuk melindungi pemain sepak bola dari cedera. Menurut FIFA, jilbab atau penutup kepala bisa mencederai pemain.
Namun, setelah IFAB mendengarkan presentasi dari anggota Wakil Presiden FIFA yang mewakili Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Pangeran Ali Bin Al Hussein dari Yordania, besar kemungkinan larangan ini akan dicabut dalam pertemuan IFAB, di Kiev.
"Dari lubuk hari terdalam saya berharap permohonan untuk tetap mengenakan penutup kepala bagi para pesepak bola perempuan bisa ditanggapi IFAB," kata Pangeran Ali.
"Saya menyambut baik keputusan soal uji coba desain penutup kepala terbaru da saya yakin setelah pertemuan IFAB nanti, kita akan melihat banyak pesepak bola perempuan yang bahagia bisa kembali ke lapangan hijau memainkan kembali permainan yang mereka cintai," tambah Pangeran Ali.
IFAB didirikan di London, Inggris, pada 1886. Anggotanya terdiri dari FIFA dan empat asosiasi sepak bola Inggris Raya. IFAB adalah organisasi yang memiliki kewenangan hukum untuk mengubah aturan main, termasuk pakaian pemain sepak bola.
Didukung PBB
Sebelumnya, Penasihat Khusus Bidang Olahraga untuk Pembangunan dan Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Wilfried Lemke, dan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, mengirimkan surat kepada Presiden FIFA, Sepp Blatter, sebagai dukungan mereka terhadap usulan AFC tentang penggunaan jilbab oleh pesepak bola perempuan.
AFC mengusulkan ada modifikasi terhadap jilbab untuk mengurangi risiko cedera. Jilbab untuk pesepak bola perempuan ini akan dilengkapi dengan perekat velcro mudah dibuka saat ditarik. AFC meminta FIFA agar hak mengenakan jilbab dimasukkan ke dalam regulasi pertandingan dan kompetisi.
"Aturan ini memberikan pesan bahwa setiap atlet wanita dari tingkat elite hingga akar rumput memiliki kebebasan untuk memutuskan memakai atau tidak bagian tertentu dari pakaian di lapangan," ujar Lemke.
"Ini akan memberikan kesempatan kepada atlet wanita yang luar biasa untuk menunjukkan bahwa pemakaian jilbab bukanlah suatu halangan dalam kehidupan dan olahraga," lanjutnya.
Presiden AFC, Zhang Jilong, meminta jilbab untuk pesepak bola perempuan itu dibuat dengan desain baru untuk mengurangi potensi cedera. "Saya pribadi melihat desain baru dengan velcro di bagian leher yang akan melepaskan jilbab jika ditarik. Hal ini menjamin keselamatan pemain," kata Zhang.
Dibanding rugby dan taekwondo, sepak bola dianggap terlalu kaku dalam memandang jilbab. Pada dua cabang olahraga rugby dan taekwondo, atlet perempuan diizinkan untuk mengenakan jilbab saat bertanding.
sumber : wartakota.co.id
up2det 07 Mar, 2012
www.isugosip.blogspot.com