Melewati detik-detik terakhir, para kru segera menggali kotoran, untuk membantu seorang pesulap Taiwan keluar dari kotak telepon umum, setelah dikubur hidup-hidup selama 100 jam.
Tidak lama setelah keluar, Igo, si pesulap muda berterima kasih kepada semua orang dengan suara yang lemah, dan segera dilarikan ke rumah sakit oleh mobil ambulans.
Igo membuat debut pertamanya dengan mengubur diri di kotak telepon umum, yang dipenuhi kotoran seberat 3,6 ton.
Dia mempertahankan hidupnya dengan bernafas melalui sebuah pipa, yang juga digunakan untuk menyalurkan air minum setiap dua jam.
Beberapa alat seperti palu juga disiapkan, agar bisa menghancurkan kotak telepon dalam keadaan darurat.
Berbagai sensor dipasang ke tubuh Igo untuk memantau respon tubuh fisiknya, seperti suhu badan, detak jantung, dan nafas. Sebuah alarm akan berbunyi jika terdeteksi bahaya.
[Chang Chia-lun, Direktur Seni, Teater Cermin]:
"Satu-satunya cara baginya untuk berkomunikasi dengan dunia luar adalah tangannya. Tangan kanannya dibiarkan keluar, dapat berinteraksi dengan orang-orang dan juga memberikan pesan-pesan penting, seperti ketidak-nyamanannya. Jika dia memberi tanda dengan jari kelingkingnya, maka ia harus segera dikeluarkan. Tetapi tak ada sinyal sejauh ini."
Dengan tangannya yang dibiarkan keluar, Igo juga menulis di papan untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Chang berkata, situasinya sempat kritis tiga jam setelah aksi dimulai. Detak jantung Igo naik hingga 220 kali per menit, tetapi kembali normal dalam setengah jam.
Ide kreatif Igo ini, bukanlah hal baru bagi teman dekatnya, yang sempat mampir kesini.
[Kenny Keng, Teman Igo]:
"Saya sudah kenal Igo lama. Dia tidak berpikir seperti manusia biasa, jadi saya tidak terkejut dengan ide uniknya ini. Saya doakan ia berhasil."
Tapi pengunjung lain, merasa hal ini tidak baik.
[Erica Chen, Perancang Busana]:
"Saya tidak merasa ini adalah penampilan baik, bahkan bukan sulap. Ini hanya tantangan bagi tubuh fisik, dan saya tidak begitu setuju dengan aksi seperti ini."
Selama empat hari, lebih dari 10.000 pengunjung bersalaman dengan tangan Igo dan memotret kotak teleponnya. Beberapa juga mengirim bunga dan hadiah.
Chang berkata, Igo menghabiskan tiga tahun untuk membuat tubuhnya prima, dengan jogging dan minum vitamin. Pada minggu terakhir sebelum aksinya, ia hanya meminum cairan untuk mengatur proses metabolisme, dan berlatih untuk dikubur.
Menurut Chang, aksi ini bukan hanya tantangan fisik, tapi juga pengingat agar manusia lebih mencintai bumi.
keraskepala 17 Sep, 2011Tidak lama setelah keluar, Igo, si pesulap muda berterima kasih kepada semua orang dengan suara yang lemah, dan segera dilarikan ke rumah sakit oleh mobil ambulans.
Igo membuat debut pertamanya dengan mengubur diri di kotak telepon umum, yang dipenuhi kotoran seberat 3,6 ton.
Dia mempertahankan hidupnya dengan bernafas melalui sebuah pipa, yang juga digunakan untuk menyalurkan air minum setiap dua jam.
Beberapa alat seperti palu juga disiapkan, agar bisa menghancurkan kotak telepon dalam keadaan darurat.
Berbagai sensor dipasang ke tubuh Igo untuk memantau respon tubuh fisiknya, seperti suhu badan, detak jantung, dan nafas. Sebuah alarm akan berbunyi jika terdeteksi bahaya.
[Chang Chia-lun, Direktur Seni, Teater Cermin]:
"Satu-satunya cara baginya untuk berkomunikasi dengan dunia luar adalah tangannya. Tangan kanannya dibiarkan keluar, dapat berinteraksi dengan orang-orang dan juga memberikan pesan-pesan penting, seperti ketidak-nyamanannya. Jika dia memberi tanda dengan jari kelingkingnya, maka ia harus segera dikeluarkan. Tetapi tak ada sinyal sejauh ini."
Dengan tangannya yang dibiarkan keluar, Igo juga menulis di papan untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Chang berkata, situasinya sempat kritis tiga jam setelah aksi dimulai. Detak jantung Igo naik hingga 220 kali per menit, tetapi kembali normal dalam setengah jam.
Ide kreatif Igo ini, bukanlah hal baru bagi teman dekatnya, yang sempat mampir kesini.
[Kenny Keng, Teman Igo]:
"Saya sudah kenal Igo lama. Dia tidak berpikir seperti manusia biasa, jadi saya tidak terkejut dengan ide uniknya ini. Saya doakan ia berhasil."
Tapi pengunjung lain, merasa hal ini tidak baik.
[Erica Chen, Perancang Busana]:
"Saya tidak merasa ini adalah penampilan baik, bahkan bukan sulap. Ini hanya tantangan bagi tubuh fisik, dan saya tidak begitu setuju dengan aksi seperti ini."
Selama empat hari, lebih dari 10.000 pengunjung bersalaman dengan tangan Igo dan memotret kotak teleponnya. Beberapa juga mengirim bunga dan hadiah.
Chang berkata, Igo menghabiskan tiga tahun untuk membuat tubuhnya prima, dengan jogging dan minum vitamin. Pada minggu terakhir sebelum aksinya, ia hanya meminum cairan untuk mengatur proses metabolisme, dan berlatih untuk dikubur.
Menurut Chang, aksi ini bukan hanya tantangan fisik, tapi juga pengingat agar manusia lebih mencintai bumi.
www.isugosip.blogspot.com