Kanada Mahasiswa kedokteran University of Alberta di Kanada merasa kecewa mengetahui dekannya, Philip Baker, membacakan pidato jiplakan saat upacara wisuda.
Peserta wisuda yang mendengar pidato Baker menyatakan, pidato itu berisikan kisah pribadi sang dekan tentang bagaimana ilmu kedokteran telah membantu istri dan anak-anaknya.
Belakangan ketahuan, pidato ini merupakan jiplakan dari pidato yang dibuat dokter bedah Atul Gawande. Gawande membacakannya dalam pertemuan sekolah kedokteran di Universitas Stanford, tahun lalu.
"Pidato yang fenomenal. Saya sangat terkesan dengan pidato itu. Dibacakan dengan sangat fasih," kata salah satu mahasiswa kedokteran yang ikut wisuda, Jonathan Zaozirny, demikian seperti dilansir dari Canadian Press, Rabu (15/6/2011).
Namun ketika peserta wisuda melihat teks pidato ini secara online di malam hari, mereka sadar pidato ini tidak asli. "Pidato yang kami terima dari dekan, kata demi katanya, minus beberapa perubahan kecil, sama persis dengan milik Gawande. Dan itu sedikit mengejutkan. Ada beberapa bagian di mana dia berbicara tentang salah satu anaknya yang sakit, istrinya yang mengalami masalah medis, dan dia menggambarkan salah satu pasiennya. Itu adalah cerita yang sangat baik, hanya saja hal-hal tadi tidak terjadi padanya," ujar Zaozirny yang merasa sangat kesal.
Pidato Gawande dimuat di majalah New Yorker, karena Gawande merupakan salah satu stafnya. Dalam pidato itu, profesor bedah di Universitas Harvard ini menyebutkan istrinya mengalami keguguran dua kali dan anak pertamanya mengalami cacat lahir.
Sementara itu dalam sebuah surat, Baker menyatakan permintaan maaf. Dia mengakui tema dan isi pidatonya mirip dengan milik Gawande. Namun kemiripan itu hanya mengilhami dirinya dan kemudian diselaraskan dengan pengalamannya. "Trauma medis pribadi yang saya ucapkan, sepenuhnya asli. Saya juga menggunakan kasus medis milik Gawande untuk menjadi pijakan," tulis Baker membela diri.
Baker juga meminta maaf karena tidak menyebutkan sumbernya dan menyatakan dirinya memegang standar etika tertinggi. Dia juga meminta maaf kepada Gawande, meski Gawande tidak kesal karena Baker menggunakan pidatonya. Baker merupakan profesor kebidanan dan ginekologi yang menjadi dekan sejak 2009. Dia telah menerbitkan lebih dari 200 artikel ilmiah dan 14 buku.
Juru bicara universitas, Deb Hammacher menyatakan akan menyelidiki insiden ini. "Ini adalah hal yang sangat serius," kata Hammacher. Meski tidak ada keluhan yang diajukan mahasiswa, pihak universitas menyatakan keprihatinannya. Hammacher tidak mau berspekulasi mengenai konsekuensi yang akan diterima Baker.
www.isugosip.blogspot.com