Senin, 17 Januari 2011
Tahukah Anda Bahwa Ada 3 Proklamasi di Indonesia ?
Diposting oleh
admin
di
18.06
Proklamasi 17 Agustus 1945
Pagi itu di jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, sudah dipenuhi dengan orang-orang yang berharap peristiwa besar akan terjadi. Jumat, 17 Agustus 1945, halaman rumah di jalan Pegangsaan Timur no.56 menjadi tempat berkumpulnya para pemuda. Sebuah tiang menjadi tatapan dan mereka berharap mimpinya akan berkibar di ujung tiang itu.
Seseorang memasuki halaman, lalu menuju ke dalam rumah. Sejenak ia mendapatkan keheningan, waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Lalu ia memasuki sebuah kamar dan mendapatinya sedang tertidur pulas. Pelan-pelan ia mengusap kaki seseorang yang terlihat lelah. Lelaki itu baru pulang pagi tadi dari Rengasdengklok.
Lelaki itu terbangun dan memandangnya. Senyumnya begitu lemah, terucap kata, "pating greges." Tamu yang disapanya memberikan obat, setelah memeriksa ada panas di tubuh lelaki yang dibangunkannya.
Dialah seorang dokter bernama dr. R. Soeharto, dan lelaki yang mengatakan dirinya tak enak badan itu adalah Soekarno. Lalu atas persetujuan Soekarno, sang dokter memberinya sebuah suntikan chinine-urethan intramusculair. Lalu Soekarno melanjutkan tidurnya sejenak.
Pukul 9.30 pagi, Soekarno terbangun, tubuhnya terlihat lebih sehat. Ketika berjumpa dengan sang dokter, ia meminta agar Hatta segera dipanggil untuk datang.
Dengan berpakaian rapi, mengenakan pakaian serba putih (celana lena putih dan kemeja putih) dengan potongan yang saat itu popular disebut sebagai "kemeja pimpinan" dengan bersaku empat, Soekarno menyambut Hatta dan segera menuju halaman depan rumahnya. Sebuah teks Proklamasi dibacakan.
Inilah sebuah pernyataan kemerdekaan yang sebelumnya di dalam pidatonya Soekarno ada mengatakan "…sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib di tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya…"
Puncak perjuangan yang pada akhirnya harus keluar dari mulut Soekarno, sebuah bukti sejarah bahwa ia memang layak mengambil posisi untuk menyatakan itu. Karena sebelum Proklamasi ini terjadi, sebelumnya juga sudah dibacakan dua proklamasi yaitu Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942 dan Proklamasi Cirebon 15 Agustus 1945. Namun kedua Proklamasi ini tidak diakui sebagai buah pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam arti sebagai hari peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942
Kekalahan Belanda oleh Jepang, pada Perang di Laut Jawa, membuatnya menjadi gelap mata. Gorontalo dibumi hanguskan yang dimulai pada tanggal 28 Desember 1941. Adalah seorang pemuda bernama Nani Wartabone (saat itu berumur 35 tahun) memimpin perjuangan rakyat Gorontalo dengan menangkapi para pejabat Belanda yang masih ada di Gorontalo.
Bergerak dari kampung-kampung di pinggiran kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, mereka bergerak mengepung kota Gorontalo. Hingga akhirnya Komandan Detasemen Veld Politie WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah takluk pada pukul 5 subuh.
Dengan sebuah keyakinan yang tinggi, pada pukul 10 pagi Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah Putih di halaman Kantor Pos Gorontalo. Dan dihadapan massa yang berkumpul, ia berkata :
"Pada hari ini, tanggal 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka bebas, lepas dan penjajahan bangsa mana pun juga. Bendera kita yaitu Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya. Pemerintahan Belanda sudah diambil oleh Pemerintah Nasional. Agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban."
Selanjutnya Nani Wartabone mengumpulkan rakyat dalam sebuah rapat akbar (layaknya peristiwa lapangan Ikada) di Tanah Lapang Besar Gorontalo untuk menegaskan kembali kemerdekaan yang sudah diproklamasikan.
Namun sayangnya ketika Jepang mendarat di Gorontalo, 26 Februari 1942, Jepang melarang pengibaran bendera Merah Putih dan memaksa rakyat Gorontalo untuk takluk tanpas syarat kepada Jepang.
Kisah Nani Wartabone terlalu panjang untuk diungkapan, walau ia di masa Jepang mengalami patah semangat ketika Jepang tak mau diajak berkompromi hingga akhirnya ia kembali ke kampung halamannya di Suwawa dan hidup sebagai petani.
Saat kekalahan Jepang oleh Sekutu, Jepang bersikap lain. Sang Saka Merah Putih diijinkan berkibar di Gorontalo dan Jepang menyerahkan pemerintahan Gorontalo kepada Nani Wartabone pada tanggal 16 Agustus 1945. Sementara rakyat Gorontalo baru mengetahui telah terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 1945.
Nani Wartabone memimpin Gorontalo untuk masa-masa kelam berikutnya, menghadapi pasukan Belanda yang membonceng Sekutu. Dalam sebuah perundingan di sebuah kapal perang sekutu pada tanggal 30 November 1945, Belanda menangkap dan menawannya. Ia dibawa ke Manado dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan makar pada tanggal 23 Januari 1942 yaitu Proklamasi yang dibacakannya.
Namun di waktu yang berjalan, kekalahan sekutu mengubah nasibnya kelak. Ia kembali ke Gorontalo pada tanggal 2 Februari 1950. Nani Wartabone pada tanggal 6 April 1950 menolak RIS dan memilih bergabung dengan NKRI. Untuk beberapa waktu ia dipercaya sebagai kepala pemerintahan di Gorontalo, hingga Penjabat Kepala Daerah Sulawesi Utara, dan anggota DPRD Sulawesi Utara. Selanjutnya ia memilih untuk kembali tinggal dan bertani di desanya di Suwawa.
Tapi itu juga tak berlangsung lama. Letkol Ventje Sumual dan kawan-kawannya memproklamasikan pemerintahan PRRI/PERMESTA di Manado pada bulan Maret 1957. Ia terpanggil kembali untuk melawan. Namun perlawanan tak seimbang, karena pasukan Nani Wartabone kekurangan persenjataan, hingga mereka memilih untuk bergerilya di dalam hutan, sekedar menghindar dari sergapan tentara PRRI/PERMESTA.
Pada bulan Ramadhan 1958 datanglah bantuan pasukan tentara dari Batalyon 512 Brawijaya yang dipimpin oleh Kapten Acub Zaenal dan pasukan dari Detasemen 1 Batalyon 715 Hasanuddin yang dipimpin oleh Kapten Piola Isa. Bersama pasukan-pasukan dari pusat inilah mereka berhasil merebut kembali pemerintahan di Gorontalo dari tangan PRRI/PERMESTA pada pertengahan Juni 1958.
Proklamasi Cirebon 16 Agustus 1945
Kekalahan Jepang tinggal menghitung hari saja, setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Namun karena Jakarta tidak termasuk jalur perang Jepang dengan Sekutu, maka yang terlihat kekuatan bala tentara Jepang masih utuh.
Suasana Jakarta tetap mencekam bagi para kelompok pergerakan. Ada 4 kelompok illegal menurut Maroeto Nitimihardjo yang tampak saat itu, yaitu kelompok Soekarni, Kelompok Sjahrir, Kelompok Mahasiswa dan Kelompk Kaigun.
Kelompok-kelompok itu mendengar Sjahrir meminta Soekarno dan Hatta untuk mempercepat pernyataan Proklamasi sekembalinya Soekarno dan Hatta dari perundingan di Dalat, Saigon dengan Marsekal Terauchi, wakil kaisar Jepang. Namun Soekarno masih menunggu kepastian dari Laksmana Maeda tentang hal kekalahan Jepang tersebut
Hal ini membuat kelompok-kelompok illegal itu marah dikarenakan mereka melihat keraguan Sjahrir selama ini untuk menjalankan kesepakatan bahwa Sjahrirlah yang harus siap memimpin kemerdekaan dikarenakan ia bersih dari pengaruh Jepang. Hingga membuat kelompok-kelompok illegal ini, tidak termasuk Sjahrir bergerak cepat.
Terjadi beberapa pertemuan antara lain di Jalan Cikini Raya 71, di Lembaga Ecykman dan di Laboratorium Mikrobiologi (di samping pasar Cikini). Wikana dan dr. Darwis ditugaskan untuk mendesak langsung Soekarno-Hatta (tanpa perantara Sjahrir) untuk memproklamirkan kemerdekaan yang berujung dengan "penculikan" atau membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Gerak cepat yang tak ragu-ragu ini akhirnya melahirkan sebuah peristiwa di pagi hari di tanggal 17 Agutus 1945 sebagai hari kemerdekaan.
Di waktu yang berjalan cepat dalam ketidak pastian peristiwa, seorang bernama dr.Soedarsono (ayah dari Juwono Soedarsono) datang bertemu Maroeto Nitimihardjo (seperti pengakuannnya di buku berjudul "Ayahku Maroeto Nitimihardjo Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan" karangan Hadidjojo, anak Maroeto) di sebuah 'pengungsian' bagi istri dan anaknya yaitu di desa Perapatan, sebelah barat Palimanan, 30 km jauhnya dari Cirebon tempat dr.Soedarsono berasal. Dr.Soedarsono meminta teks Proklamasi yang dibuat Sjahrir yang katanya dititipkan pada Maroeto. Namun Maroeto menyatakan tidak ada.
Hingga dr.Soedarsono menjadi berang dan berkata, "Saya sudah bersepeda 60 kilometer hanya untuk mendengar, Sjahrir tidak berbuat apa-apa. Katakan kepada Sjahrir, saya akan membuat proklamasi di Cirebon."
Dan akhirnya terkabarlah bahwa Proklamasi itu dibuat dan dibacakan oleh dr.Soedarsono pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 di alun-alun Cirebon yang dihadiri sekitar 150 orang. Sehari sebelum Soekarno membacakan Proklamasi di penggangsaan Timur 56 Jakarta.
Namun kisah yang dipaparkan Maroeto berbeda dengan kisah yang diungkap oleh Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Menurutnya, teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya yang melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dilakukan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus 1945.
Ada sebaris teks proklamasi yang diingat oleh Des Alwi yaitu : "Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.
sumber
www.isugosip.blogspot.com
Label
AA Gym
Acha Septriasa
Ade Nurul
Adelia
Adhee Wendhy
Adhitya Putri
Adinda Bakrie
Adinia Wirasti
AdSense
Agnes Monica
Agni Pratistha
Ahmad Dhani
Aida Saskia
Ajeng Inez Nugroho
Ajeng Kamaratih
Alice Norin
Aline Tumbuan
Aliya Sachi
Allannys Weber
Alyssa Soebandono
Amel
Aming
Ananda Mikola
Andy Soraya
Angel Lelga
Angelina Sondakh
Angeliq
Anggun
Anissa Pohan
Anita Hara
Anna Dearhart
Anne J Cotto
Anniversary
Anya Dwinov
Ardilla Erneste
Ardina Rasti
Ariel Peterpan
Arumi Buchin
Aryani Fitriana
Asmirandah
Astrid Artiasari
Atiqah Hasiholan
Aura Kasih
Ausia Marvella
Ayu Anjani
Ayu Azhari
Ayu Garasi
Ayu Oktasari
Ayu Ting Ting
Ayudia Bing Slamet
AYusitha
Baby Margaretha
Baim Wong
Bali
Bella Shaphira
Berita Hot
big brother
Btari Karlinda
Bunga Citra Lestari
Bunga Zainal
Carissa Puteri
Carissa Putri
Catatan si Boy
Catherine Wilson
Cathy Sharon
Chacha Marisa
Chantal Della Concetta
Chantal Dewi Hehuwat
Chantika Ramona Felder
Charly ST12
Cheche Kirani
Chef Juna
Chelsea Olivia Wijaya
Cherry Belle
Cheverly Amalia
Chika
Christina Santika
Cici Paramida
Cinta Laura
Citibank
Clara Adheline Supit
Community
Connie Constantia
Cornelia Agatha
Curhat
Cut Memey
Cut Tari
Cynthia Lamusu
Cynthiara Alona
Dahsyat
Dara
Davina Veronica
Debby Sahertian
Deby Ayu
Demian
Denada Tambunan
Derbi Romero
Deriell Jacqueline
Desi Florita
Desi Novitasari
Dewi Aida
Dewi Dewi
Dewi Persik
Dewi Sandra
Dewinta Bahar
Dhea Imut
Dhini Aminarti
Diah Permatasari
Dian Sastro
Diana Pungky
Dinda Kanya
Dinda Kirana
DJ Milinka
Dominique Agisca Diyose
Dwi Andhika
Dwi Putrantiwi
Efek Rumah Kaca
Elsa Krasova
Emma Kurnia
Emma Purnama
Emma Warokka
Endhita
Enno Lerian
Enny Beatrice
Eno Netral
Eva Ajeng Permana
Eva Arnaz
Eva Asmarani
Eva Celia Latjuba
Facebook
Fahrani
Fake Chika
Farah Quinn
Febby Caroline
Feby Febiola
FFI 2008
Fifi Buntaran
Fitri
Fitria Rachmadhina
Five Minutes Band
Five-V Rahmawati
Fiza
Fla Tofu
Fransoa
Gemala Hanafiah
Girindra Kara
Gita Gutawa
Gita Sinaga
Gosip Artis
Guest Star
Hair
Happy Salma
Humor
Ihsan Idol
Imaniar
Imey
Indah Kalalo
Indovision
Indy Rahmawati
Inez Tagor
Inneke Koesherawati
Intan Erlita
Intan Nuraini
Intan RJ
Inul Daratista
Irfan Bachdim
Jennifer Dunn
Jenny Chang
Jessica Iskandar
Jill Gladys
Joana Alexandra
Joanna Alexandra
Jodi Ann Paterson
Joko Anwar
Julia Perez
Julia Roberts
Julie Estelle
KapanLagi.com
Kerenina Sunny Halim
Keyla Anea
Kiki Amalia
Kiki Fatmala
Kiki Pritasari
Kiki Widyasari
Kimberly Ryder
Kinaryosih
Kirana Larasati
Koleksi Foto celebrities Indonesia
KPK
Krisdayanti
Kristina
Ladya Cheryl
Lakon
Lala
Laudya Cinthya Bella
Laura Basuki
Laura Muljadi
Linda Aditya
Lola Amaria
Louisa Kusnandar
Love Story
Lucyana Milinka
Luna Maya
Lutfiana Ulfa
Lyra Virna
Magdalena
Maia Ahmad
Maissy Pramaisshela
Manik Wiratamidjaja
Manohara Odelia Pinot
Marcella Zalianty
Maria Eva
Maria Ozawa
Mariana Renata
Marissa Haque
Mark Lewis
Marlin Taroreh
Marsha Timoty
Marshanda
Masayu Anastasia
Maureen
Mayangsari
Maylaffayza Wiguna
Mbah Surip
Melina
Melinda
Melly Zamri
Melvy Noviza
Men Magazines
Mentari
Merantau
Merry Putrian
Meutya Hafid
Mey Chan
Michael Jackson
Mieke Amalia
Mikha Tambayong
Mita
Miyabi
Model
Momo Geisha
Monica Oemardi
Movies
Mulan Jameela
Mulan Kwok
Music
Nabila Syakieb
Nadia
Nadia Rachel
Nadia Saphira
Nadia Vega
Nadila
Nadine Chandrawinata
Nafa Urbach
Natalie Foxy
Naughty
Naysilla Mirdad
Nia Ramadhani
Nicholas Saputra
Nike Ardilla
Nikita Willy
Nimas Dewantary
Nindy
Nira Amartha
Nita Talia
Noni Annisa Ramadhani (Donita)
Nova Eliza
Novie Amalia
Nyomi Marcella
Obama
Oka Antara
Olga Lydia
Olla Ramlan
Pandji
Paramitha Rusady
Pasha Ungu
Patricia Oktavia
Pevita Eileen Pearce
Pingkan Mambo
POLRI
Poppy Bunga
Poster
Prita Laura
Profil Seleb
Project Pop
Puput Melati
Putri Penelope
Putri Raemawasti
Putri Titian Asih
Rachel
Rachel Maryam
Raditya Dika
Raffi Ahmad
Rahma Azhari
Raline Shah
Ramadhan
Rani Juliani
Rara Wiritanaya
Ratna Galih
Ratna Listy
Ratu Felisha
Rebecca
Red Carpet
Rene
Revalina S. Temat
Reynavenzka
Rianti Cartwright
Rieke Indrianty
Rika Tolentino Kato
Rin Sakuragi
Rini Idol Wulandari
Ririn Dumin
Ririn Dwi Ariyanti
Ririn Marinka
Risty Tagor
Rossa
Sabai Morscheck
Sabria Kono
Sandra Dewi
Sandra Olga
Sania
Sara Louisa
Sarah Azhari
Saykoji
Scandals
Senk Lotta
Shandy Aulia
Shanty
Sheila Marcia
Sherina Munaf
Sheza Idris
Shimah
Shinta
Shireen Sungkar
Shopia Latjuba
Sigi Wimala
Sinta and Jojo
Sisca Adrian
Sissy Priscilla
Siti Anizah
Slamet Rahardjo
SMASH
SNSD
Social Networking
Soraya Hylmi
Stachy Lubis
Stevani Nepa
Suster Ngesot
Syahrini
Syahrini. Krisdayanti
Taffana Dewi
Tamara Bleszynski
Tania Putri
Tasya
Tera Patrick
Terry Luana Irmalia
Terry Putri
Tessa Kaunang
Tessa Mariska
Thalita Latief
The Master
The Police
The raid
The Virgin
Thefanie Florina
Tia Azhari
Tiara Lestari
TiaTanaka
Tika Putri
Tips
Titi Kamal
Titi Sjuman
Tony Blank
Tora Sudiro
Tracy Trinta
Trio Macan
Twitter Artis
Tya Aristya
Tyas Mirasih
Uli Auliani
Ussy Sulistiawaty
Vanessa
Vega Darwanthy
Velove Vexia Kaligis
Vena Melinda
Victoria Tjong
Video
Vienna Lopez
Vina Panduwinata
Vira Yuniar
Virnie Ismail
Vivian Alamsyah
VJ Cathy
VJ Daniel
VJ Franda
VJ Marissa
Web dan Teknologi
Widy Soediro Nichlany
Widya
Willy Dozan
Wiwid Gunawan
Wulan Guritno
Yana Aprilia
Yasmine Leeds Wildblood
Yeyen Lidya
Yoviana
Yuanita
Yulia Rachman
Yuni Shara
Zaskia Adya Mecca
Zivanna Letisha Siregar