Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir, Tanya Angus (33), wanita yang berjuang melawan gigantisme, akhirnya berhenti mengalami pertumbuhan. Wanita bertubuh raksasa ini tidak lagi "membesar" dan berhenti pada tinggi 2,1 meter dan bobot seberat 181 kilogram.
Sejak kisahnya pertama kali dipublikasi di media massa pada 2010, Angus telah mengalami pertumbuhan 2,54 sentimeter dan penambahan berat 13,6 kilogram. Sebelum menderita kelainan ini, Angus memiliki tinggi badan sekitar 172 sentimeter dan berat 61 kilogram. Namun, sejak tahun lalu, Angus menjalani terapi dengan sejenis obat untuk menekan kadar hormon pertumbuhan dalam darahnya. Dengan obat baru itu, kondisinya membaik sehingga kadar hormonnya tidak lagi melebihi batas normal.
Angus yang berdomisili di Las Vegas, Amerika Serikat, didiagnosis menderita acromegaly, yaitu gangguan hormonal langka yang berkembang saat kelenjar pituitari memproduksi hormon pertumbuhan yang terlalu banyak. Acromegaly memengaruhi tulang yang akan bertambah ukurannya termasuk tangan, kaki, dan wajah. Pertumbuhan hormon terlalu banyak ini menyebabkan kondisi gigantisme atau tubuh raksasa.
Seiring tubuhnya yang semakin tinggi, organ di dalam tubuh Angus juga ikut berkembang. Jantung, paru-paru, persendian, dan bagian tubuhnya yang lain ikut terpengaruh penyakit langka ini.
Lantaran tumbuh begitu besar, wanita ini mengalami kesulitan berjalan. Tempat favorit Angus adalah kolam renang. Di sini ia bisa mengapung tanpa merasakan sakit. Dalam kesehariannya, Angus selalu membutuhkan bantuan serta perawatan keluarga dan teman-temannya.
Saat usia Angus menginjak 21 tahun, ia adalah seorang wanita muda yang cantik. Ia mempunyai hobi menunggang kuda dan memiliki pacar. Suatu hari, ia merasakan perubahan, sepatunya tidak pas, celana jeansnya terlalu ketat dan tangannya semakin membesar. Umur 22 tahun, Angus bertambah 7,6 sentimeter. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi padanya.
Ibu kandung Angus, Karen Strutynski, menceritakan putrinya yang tinggal di Michigan dan bekerja sebagai supervisor ini khawatir wajah dan kepalanya lebih besar. Ia pun dipecat dari pekerjaan dan pacarnya memutuskan hubungan. Angus lalu memutuskan kembali ke rumah orang tuanya tahun 2002.
Dokter mengatakan, kasus yang dialami Angus merupakan salah satu yang terburuk. Menurut Asosiasi Jaringan Hipofisis, pada orang-orang yang menderita acromegaly, tumor pada pembuluh karotid biasanya dapat dioperasi, tetapi tidak demikian dengan Angus. Tumor pada kelenjar pituitary Angus telah dioperasi, tetapi tidak menghentikan pertumbuhan. Prosedur operasi selama 13 jam hampir membunuhnya dan operasi lain menyebabkan stroke yang mengurangi setengah pendengarannya.
Profesor kedokteran dan bedah saraf di Stanford University Hospital, California, dr Laurence Katznelson, mengatakan, cairan di dalam tubuh Angus terakumulasi dan menyebabkan stres pada beberapa sistem dalam tubuhnya. Pasien acromegaly rentan terhadap penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
"Mereka sering mengalami rasa nyeri seperti sakit kepala parah. Persendian mereka jadi bengkak dan bisa menjadi ostheoarthritis. Angka kematian bisa dua sampai empat kali lebih besar dari orang normal. Penyakit ini tidak temurun dan terjadi sporadis," ujarnya.
Sumber :
ABCNews
www.isugosip.blogspot.com