![[imagetag]](http://drpatelsdietdotcom.files.wordpress.com/2012/01/teen_eating_pizza.jpg)
Pizza memang nikmat, tapi sering menimbulkan rasa bersalah lantaran berkalori tinggi. Padahal, pizza juga punya manfaat, di antaranya bisa mengobati kanker prostat dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Pizza, terutama yang bergaya Amerika, sering dituduh memicu berbagai masalah kesehatan. Pasalnya, makanan asal Italia ini berkalori tinggi, kaya karbohidrat, dan banyak mengandung garam serta lemak. Meski demikian, peneliti menemukan dua khasiat dari bahan yang terkandung dalam pizza, yaitu oregano dan tomat.
Periset dari Long Island University, New York, mempelajari carvacrol, zat yang terdapat dalam oregano. Saat ditambahkan ke dalam sel kanker prostat di laboratorium, carvacrol melenyapkannya dengan cepat. Bahkan, setelah dibiarkan selama 4 hari, hampir semua selnya mati.
Studi yang dipresentasikan di konferensi Experimental Biology ini menyebutkan bahwa senyawa tersebut mendorong sel untuk 'bunuh diri'. Peneliti pun yakin bahwa carvacrol dapat digunakan sebagai pengobatan kanker atau dikembangkan menjadi obat yang lebih berkhasiat. Ramuan ini nantinya akan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibanding pengobatan yang ada sekarang.
Bahan lain yang selalu ada dalam pizza adalah saus tomat. Warna merah pada tomat berasal dari pigmen lycopene. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa zat ini dapat mencegah kanker dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Namun, riset ini masih berada di tahap awal. Ada kemungkinan ketika oregano dimakan, carvacrol langsung dicerna sebelum memberikan dampak positif bagi tubuh. Selain itu, pengobatan berbasis oregano juga tidak boleh membahayakan sel-sel sehat. Intinya, butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penggunaan carvacrol secara klinis.
"Jika studi ini terus memberikan hasil positif, oregano dapat menjadi terapi yang menjanjikan bagi pasien kanker prostat. Apalagi rempah ini sering digunakan dalam makanan. Kami berharap nantinya akan ada penurunan risiko efek toksin yang serius," ujar Dr Bavadekar, peneliti studi ini, seperti dikutip dari Daily Mail.
www.isugosip.blogspot.com
