KOMPAS.com - Hamil, melahirkan, menyusui, dan merawat si kecil adalah rangkaian proses yang membahagiakan untuk seorang ibu. Hanya saja, untuk melewati proses yang cukup panjang, para ibu membutuhkan berbagai persiapan fisik dan mental.
"Ketika bekerja, cuti melahirkan hanya diberikan tiga bulan saja. Nah, dalam waktu singkat ini, persiapan kehamilan dan melahirkan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari akan membuat Anda bisa memanfaatkan cuti dengan efektif," ungkap Ifa Amiruddin, dari Asosiasi Ibu Menyusui Dini (AIMI), beberapa waktu lalu di Jakarta.
Persiapan ketika hamil
1. Rencanakan agar porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir. Masa-masa ini sangat penting untuk mempererat kelekatan (bonding) antara ibu dan bayi serta untuk memantapkan serta meningkatkan pasokan ASI.
2. Beritahu kantor Anda tentang rencana untuk memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja. Cek juga adakah ruangan memerah ASI, atau ada ruang kosong yang bisa digunakan untuk memerah ASI di kantor Anda.
3. Cari organisasi atau kelompok pendukung ibu ASI baik di lingkungan rumah atau kantor. Mintalah dukungan rekan kantor, atasan, dan serikat pekerja atas keputusan Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
4. Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulailah mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai.
5. Jika masih ingin bekerja, pertimbangkan berbagai pilihan ide pekerjaan yang tersedia. Misalnya bekerja paruh waktu, bekerja dari rumah, pulang-pergi untuk menyusui, dan lain-lainnya, agar kegiatan menyusui tetap lancar.
Persiapan pascakelahiran
1. Segeralah lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) minimal satu jam setelah melahirkan, atau mulailah menyusui bayi dalam dua jam setelah kelahiran. Jika bayi tidak mengalami kondisi serius yang mengharuskannya dirawat terpisah, usahakan agar ibu dan bayi dirawat gabung, dan menghindari pemberian cairan prelaktal.
2. Perbanyak kontak kulit dengan bayi untuk meningkatkan bonding antara ibu dan bayi selama di rumah sakit dan di rumah.
3. Istirahatlah yang cukup, relaks, dan fokuskan diri untuk memantapkan kegiatan menyusui. Tingkatkan pasokan ASI dengan sering menyusui sesuai permintaan bayi (minimal 8-12 kali sehari).
4. Hindari pemberian ASIP (ASI Perah) dengan menggunakan dot, karena bisa membuat bayi mengalami bingung puting. Sebaiknya, belajarlah untuk memberikan ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode lain seperti cangkir, pipet, spuit, sendok, dan lain-lain.
5. Mulailah untuk menabung ASIP kurang lebih dua minggu sebelum masuk bekerja. Kemudian simpan ASIP dengan tata cara yang tepat agar kualitas dan nutrisinya tak berkurang.
6. Jika memungkinkan, gunakan satu hari untuk praktik meninggalkan bayi, memerah dan menyimpan ASIP di kantor, dan melakukan perjalanan dari dan ke kantor.
Persiapan ketika sudah kembali berkantor
1. Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis. Karena ini bisa membantu Anda agar tak mengalami "jetlag" saat kembali bekerja. Akan lebih mudah bagi Anda untuk mulai kembali bekerja selama dua hari seminggu dibanding seminggu penuh.
2. Susui bayi sebelum berangkat ke kantor. Selain itu, usahakan agar saat berpisah dan bertemu kembali (pulang ke rumah), dilakukan dalam suasana yang gembira.
3. Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal sebelum payudara terasa penuh.
4. Jika menggunakan pengasuh bayi, pastikan bahwa mereka mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar. Minta juga agar mereka tak memberikan ASIP ketika mendekati waktu Anda sampai di rumah setelah bekerja.
5. Susuilah bayi ketika Anda sudah kembali pulang, malam hari sebelum tidur, di akhir pekan, dan setiap saat sedang bersama bayi.
6. Mintalah dukungan sesama ibu bekerja di kantor, untuk saling bertukar pendapat, berbagi pengalaman, dan saling mendukung untuk tetap memberikan ASI.
Editor :
Dini
http://female.kompas.com/read/xml/2013/04/25/10362566/3.Fase.Persiapan.Wajib.untuk.Ibu.Hamil