Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak mudah membuat film yang berlatar belakang kondisi sosial kelas menengah ke bawah, dan berdasarkan kisah nyata.
Lola Amaria (35), pemain film yang juga sutradara, sampai melakukan investigasi sebelum membuat film 'Kisah 3 Titik'. Film tersebut adalah karya terbaru Lola.
"Film ini real, ceritanya dibuat berdasarkan kisah nyata," kata Lola saat jumpa pers film 'Kisah 3 Titik', di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2013).
Lola mengisahkan, ketika mengumpulkan bahan untuk membuat skenario dan cerita film 'Kisah 3 Titik', ia sampai menyamar menjadi buruh di sebuah pabrik di kawasan Jakarta Timur.
"Itu berat buat saya," ucapnya.
Selama menyamar menjadi buruh pabrik, perempuan kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977, harus mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan buruh, dan apa saja keluhan mereka ke pengusaha (pemilik pabrik).
Meski berat, sutradara film sosial-realis 'Minggu Pagi di Victoria', tetap menyembunyikan identitasnya, agar mendapatkan bahan dan cerita tentang kisah dan kehidupan buruh pabrik, untuk kemudian difilmkan.
Begitu penyamarannya berhasil dan mendapat kisah nyata tentang buruh, Lola menuangkannya ke dalam film. Proses tersebut dilakukan Lola sejak setahun lalu. Sedangkan syuting filmnya memilih lokasi di kawasan pabrik sekitar Jakarta.
"Syutingnya sampai 25 hari," ungkap Lola, yang tak ikut bermain di film 'Kisah 3 Titik', tapi menjadi produsernya.
Lola berharap, film berdasarkan kisah nyata tersebut disenangi banyak orang, dan bukan hanya buruh yang jadi penontonnya. Film 'Kisah 3 Titik' menceritakan perjuangan hidup para buruh perempuan di Indonesia. (*)
http://www.tribunnews.com/2013/04/20/lola-amaria-jadi-buruh-demi-film-terbarunya