TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Pertunjukan Teater Gandrik dengan lakon Gundala Gawat dipentaskan di Graha Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2013). Pementasan yang dipersembahkan Djarum Apresiasi Budaya tersebut merupakan karya Goenawan Mohamad, dengan menampilkan maestro pertunjukan seperti Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, Jujuk Prabowo, Susilo Nugroho, dan lain-lain. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM-, JAKARTA - Butet Kertaredjasa menuturkan para pegiat teater hanya menggantungkan penutupan biaya produksi dari penjualan tiket. Kenyataan itu, rupanya tidak bisa menutupi kekurangan yang ada.
Namun, belakangan kekurangan tersebut kemudian bisa ditutupi dengan adanya sponsor yang terlibat dalam setiap pementasan teater. Salah satu sponsor yang acapkali terlibat dalam kegiatan tersebut adalah industri rokok.
"Siapa yang bisa bergantung pada tiket saja? Teater Koma saja diselamatkan oleh industri rokok," ucapnya, Senin, (6/5/2013), di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Tak pelak, seniman monolog itu, menyesalkan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 tahun 2012, tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Secara otomatis peraturan tersebut nantinya berpengaruh terhadap kegiatan atau pementasan teater.
"Kalau peran-peran masyarakat seperti ini juga dihalangi, memangnya pemerintah siap menggantikan itu?" keluhnya.
http://www.tribunnews.com/2013/05/06/inilah-kekhawatiran-butet-kertaredjasa-terhadap-dunia-teater