Saat berada di Peru, selain mengenal lebih jauh suku dan kebudayaan inka, Anda juga dapat mengunjungi sebuah makan kuno di sana.
Melalui situs Inca, makam itu diperkirakan sudah ada sebelum Suku Inca tiba. Makam itu ditemukan di Chotuna-Chornancap, sebuah situs di dekat kota pesisir Chiclayo.
Situs ini dulunya diyakini sebagai tempat seremonial penting bagi Suku Lambayeque yang juga dikenal sebagai Sican. Sebelum makam ditemukan, tim peneliti yang dipimpin seorang arkeolog Peru Carlos Wester La Torre pun sempat menemukan beberapa potongan tubuh wanita yang dimutilasi di tempat ritual itu.
Seperti dikutip dari national geographic.com, seorang arkeolog dan ahli sejarah Sican Izumi Shimada mengatakan makam baru di Chotuna-Chornancap bisa saja menjadi sumber baru untuk menjelaskan sejarah budaya Sican yang pernah ada sebelum runtuh.
Uniknya lagi, di dekat makam juga ada sebilah pisau yang terbuat dari logam mulia seperti tembaga atau bahkan emas. Banyak info simpang siur yang meyebutkan bahwa makam ini dijadikan tempat 'pemotongan manusia'.
Tapi Shimada mengatakan pihaknya masih terlalu dini menyimpulkan bahwa orang-orang yang dikuburkan di makam itu adalah tempat 'pemotongan manusia'.
"Kehadiran pisau di tempat ini tidak memberikan dasar yang cukup untuk membuktikan adanya 'pemotongan manusia' bagi seorang pendeta atau orang-orang yang ingin melakukan pengorbanan," kata Shimada.
"Kecuali pisau dianalisis dan berisi sampel DNA atau darah," tambahnya
wonggemblung 16 Sep, 2011Melalui situs Inca, makam itu diperkirakan sudah ada sebelum Suku Inca tiba. Makam itu ditemukan di Chotuna-Chornancap, sebuah situs di dekat kota pesisir Chiclayo.
Situs ini dulunya diyakini sebagai tempat seremonial penting bagi Suku Lambayeque yang juga dikenal sebagai Sican. Sebelum makam ditemukan, tim peneliti yang dipimpin seorang arkeolog Peru Carlos Wester La Torre pun sempat menemukan beberapa potongan tubuh wanita yang dimutilasi di tempat ritual itu.
Seperti dikutip dari national geographic.com, seorang arkeolog dan ahli sejarah Sican Izumi Shimada mengatakan makam baru di Chotuna-Chornancap bisa saja menjadi sumber baru untuk menjelaskan sejarah budaya Sican yang pernah ada sebelum runtuh.
Uniknya lagi, di dekat makam juga ada sebilah pisau yang terbuat dari logam mulia seperti tembaga atau bahkan emas. Banyak info simpang siur yang meyebutkan bahwa makam ini dijadikan tempat 'pemotongan manusia'.
Tapi Shimada mengatakan pihaknya masih terlalu dini menyimpulkan bahwa orang-orang yang dikuburkan di makam itu adalah tempat 'pemotongan manusia'.
"Kehadiran pisau di tempat ini tidak memberikan dasar yang cukup untuk membuktikan adanya 'pemotongan manusia' bagi seorang pendeta atau orang-orang yang ingin melakukan pengorbanan," kata Shimada.
"Kecuali pisau dianalisis dan berisi sampel DNA atau darah," tambahnya
www.isugosip.blogspot.com