Seorang bocah laki-laki menyudahi liburan musim panas dan kembali bersekolah dengan penampilan yang sama sekali baru. Bocah berusia 10 tahun ini berpakaian layaknya murid perempuan.
Anak yang bernama Livvy mengaku kehidupan barunya 'menyenangkan'. Siswa kelas enam sekolah dasar ini menyatakan, "Semua orang menerimanya (penampilannya,red)."
Ibundanya mendiagnosis keadaan putranya sebagai 'gender dysphoria' atau gangguan identitas mengenai jenis kelamin setelah membaca informasi mengenai hal tersebut di mesin pencari Google.
Dalam sebuah wawancara di radio, Livvy mengatakan,"Ini merupakan pengalaman yang menyenangkan, dan cukup menyita pikiran karena saya belum tahu apa yang akan dibawa ke sekolah."
"Masuk sekolah sebagai anak laki-laki sangat mengecewakan tapi sekarang, bisa ke sekolah sebagai seorang gadis sangat menarik.
"Para murid lain tidak mengatakan apa-apa. Dan, orang dewasa belum memberi peringatan apapun. Ibu tak memilih ini (sebagai perempuan) untukku. Saya tak dicuci otak dan menjadi seorang perempuan sangat membantu," ujarnya seperti dikutip The Sun.
Ibunya, 36, warga Worcester Inggris kepada BBC Radio 5 mengatakan, "Ini adalah semacam diagnosis mandiri, dan keluarga melakukan pencarian.
"Kami berkonsultasi di RS Anak Birmingham dan dia didiagnosis dengan 'gender dysphoria' atau 'kebingungan gender'. Sederhananya, dalam pikirannya ia merasa sebagai seorang perempuan namun ia memiliki tubuh seorang anak laki-laki.
Sang ibu menceritakan kecenderungan anaknya sudah dimulai sejak usia muda. "Sejak ia bisa berbicara, dia memilih mainan, make-up, dan mainan anak-anak perempuan.
"Kami hanya mengikuti dan mengamati yang ada. Kami mulai beradaptasi dengan keadaannya."
Namun, para orangtua menentang adanya pemutaran film transgender dari seorang remaja yang dilahirkan sebagai seorang laki-laki namun ingin menjadi wanita saat berusia 16 tahun.
"Kami tidak menentang keberadaan anak itu. Tapi hal itu membuat orang akan memperlakukannya berbeda. Kami menentang adanya pemutaran film transgender tanpa sepengetahuan orang tua," katanya. Dia menyatakan, anak-anaknya bertanya mengenai alat kelamin saat mereka pulang. Adapun Badan Kesehatan Inggris (NHS) menyatakan tak ada peraturan mengenai hal ini.
bevy-ajah 16 Sep, 2011Anak yang bernama Livvy mengaku kehidupan barunya 'menyenangkan'. Siswa kelas enam sekolah dasar ini menyatakan, "Semua orang menerimanya (penampilannya,red)."
Ibundanya mendiagnosis keadaan putranya sebagai 'gender dysphoria' atau gangguan identitas mengenai jenis kelamin setelah membaca informasi mengenai hal tersebut di mesin pencari Google.
Dalam sebuah wawancara di radio, Livvy mengatakan,"Ini merupakan pengalaman yang menyenangkan, dan cukup menyita pikiran karena saya belum tahu apa yang akan dibawa ke sekolah."
"Masuk sekolah sebagai anak laki-laki sangat mengecewakan tapi sekarang, bisa ke sekolah sebagai seorang gadis sangat menarik.
"Para murid lain tidak mengatakan apa-apa. Dan, orang dewasa belum memberi peringatan apapun. Ibu tak memilih ini (sebagai perempuan) untukku. Saya tak dicuci otak dan menjadi seorang perempuan sangat membantu," ujarnya seperti dikutip The Sun.
Ibunya, 36, warga Worcester Inggris kepada BBC Radio 5 mengatakan, "Ini adalah semacam diagnosis mandiri, dan keluarga melakukan pencarian.
"Kami berkonsultasi di RS Anak Birmingham dan dia didiagnosis dengan 'gender dysphoria' atau 'kebingungan gender'. Sederhananya, dalam pikirannya ia merasa sebagai seorang perempuan namun ia memiliki tubuh seorang anak laki-laki.
Sang ibu menceritakan kecenderungan anaknya sudah dimulai sejak usia muda. "Sejak ia bisa berbicara, dia memilih mainan, make-up, dan mainan anak-anak perempuan.
"Kami hanya mengikuti dan mengamati yang ada. Kami mulai beradaptasi dengan keadaannya."
Namun, para orangtua menentang adanya pemutaran film transgender dari seorang remaja yang dilahirkan sebagai seorang laki-laki namun ingin menjadi wanita saat berusia 16 tahun.
"Kami tidak menentang keberadaan anak itu. Tapi hal itu membuat orang akan memperlakukannya berbeda. Kami menentang adanya pemutaran film transgender tanpa sepengetahuan orang tua," katanya. Dia menyatakan, anak-anaknya bertanya mengenai alat kelamin saat mereka pulang. Adapun Badan Kesehatan Inggris (NHS) menyatakan tak ada peraturan mengenai hal ini.
www.isugosip.blogspot.com