Menyentuh, Tak Mampu Beli Susu, Keliling Kampung Jual Bayi!
Putus asa tak bisa beli susu, pasutri Zulkarnain Faisal (20) dan Rahma Aulia (17), keluar masuk kampung menawarkan bayinya kepada siapa saja yang mau merawat dan menggantinya Rp 10 juta.
Alih-alih menemukan orang yang mau merawat Muhamad Rafli Syaifullah, mereka harus berurusan dengan polisi setelah warga mencurigai hendak menjual bayi yang baru berusia 2 bulan 21 hari itu.
Faisal, warga Jl Pucangan dan Rahma warga Manyar Sambongan ditangkap polisi, Selasa (12/4) pagi, dan langsung diperiksa penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya.
Pasangan muda ini ditangkap saat menawarkan anaknya kepada Edi Nurseto, warga Jl Simorejosari B VIII. Saat itu, sekitar pukul 10.45 WIB, Edi penasaran dengan kerumuman warga di dekat rumahnya. Setelah dicek, dia melihat sejoli menggendong anak.
"Saya heran kok ada yang mau tawarkan bayinya. Tapi saya juga iba dan tertarik untuk merawat bayi itu," ujar Edi di Mapolrestabes Surabaya. Mendapatkan angin segar dari Edi, Faisal dan Rahma pun menawarkan bayinya kepada Edi.
Ketertarikan Edi ini didasari pada keinginannya untuk mempunyai momongan. Pasalnya, Edi belum juga mendapatkan anak dari istri yang sudah dinikahinya selama 1,5 tahun. Lelaki 32 tahun ini pun meminta Faisal dan Rahma menunggu sang istri.
"Saya suruh dia balik sore karena istri saya masih kerja. Saya juga butuh masukan dari istri," imbuhnya. Saking sayangnya, Edi terdorong untuk membelikan susu formula untuk Rafli.
Namun 'transaksi' ini dicegah Ari, Ketua RT setempat. Akhirnya, warga melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukomanunggal karena warga takut terimpa masalah hukum. Polisi kemudian menggeladang keduanya ke Mapolsek Sukomanunggal sebelum di limpahkan ke Polrestabes Surabaya.
Tawaran bayi itu menggegerkan kawasan itu, karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Namun warga curiga pada pasangan ini karena tidak bisa menunjukkan surat keterangan lahir atau akta kelahiran si bayi sebagai bukti bahwa bayi itu benar-benar anak mereka. Mereka khawatir kalau-kalau bayi itu bukan anak Faisal dan Rahma. Apalagi saat itu penampilan Rahma dan Faisal kusut.
Waktu itu baik Rahma dan Faisal nyaris tak membawa apa-apa kecuali baju yang melekat dan tas kecil berisi peralatan bayi. Mereka selalu berjalan kaki. Menurut informasi, Senin malam, mereka terlihat masuk Simorejosari IX dan masuk ke beberapa rumah yang tampak mentereng.
Agaknya, Faisal dan Rahma memilih rumah tertentu yang mereka anggap pemiliknya punya uang yang mereka butuhkan saat ini. Tetapi, tampaknya mereka tidak berhasil mendapatkan orang semacam itu sampai akhirnya ditangkap polisi di gang VIII.
Menurut Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Sudamiran, pihaknya masih mendalami kasus ini, khususnya pengakuan Faisal tentang status anaknya.
Dalam pemeriksaan, Faisal dan Rahma mengaku menikah siri di Jakarta pada 2010 dan Rafli dilahirkan di RS Persahabatan, Jatinegara, Jakarta Timur, 22 Januari 2011. Informasi inilah yang akan dicek polisi ke Jakarta, cocok atau tidak.
"Kami sudah memeriksa keduanya. Selain itu, pengurus RT dan calon penerima bayi juga sudah kami periksa. Sampai saat ini, kami masih belum menemukan unsur pidana. Namun semuanya masih kami proses," tegasnya.
Menurut mantan Kapolsek Genteng itu, alasan yang diutarakan Faisal dan Rahma memang masuk akal. Keduanya menawarkan bayinya kepada orang lain karena tidak mampu memberikan perawatan terbaik.
Faisal hanya mekanik dengan upah Rp 150.000 per minggu. Sedangkan Rahma, tidak bekerja. Jadi, mereka merasa tidak mampu merawat bayinya sehingga menawarkan ke orang lain untuk menggantikan posisi mereka sebagai orangtua," ucapnya.
Terkait uang yang diminta Faisal, Sudamiran menegaskan, kalau itu bukan imbalan dari penjualan bayi yang disangkakan kepada mereka. Kepada penyidik, kata Sudamiran, Faisal memang mengakui minta uang itu, tetapi bukan untuk kepentingan pribadinya.
"Uang itu untuk mengganti biaya persalinan dan menebus surat keterangan lahir di Jakarta. Namun kami akan mengirim tim untuk mengecek pengakuan itu ke RS Persahabatan langsung," tandas Sudamiran.
Kasus ini bukan hanya mengundang perhatian dari warga Simorejosari. Sejumlah polwan yang berdinas di Unit PPA juga merasa iba dengan nasib bayi malang ini. Mereka bergantian menggendong untuk sekedar menenangkan sang bayi.
Karena kondisinya lemah, bayi itu kemudian dititipkan ke rumah sakit milik Polrestabes Surabaya, RS Achmad Dahlan untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan, orangtua si bayi, masih harus menjalani pemeriksaan intensif tim penyidik.
Sumber : http://headlinenews-today.blogspot.c...ampu-beli.html
Alih-alih menemukan orang yang mau merawat Muhamad Rafli Syaifullah, mereka harus berurusan dengan polisi setelah warga mencurigai hendak menjual bayi yang baru berusia 2 bulan 21 hari itu.
Faisal, warga Jl Pucangan dan Rahma warga Manyar Sambongan ditangkap polisi, Selasa (12/4) pagi, dan langsung diperiksa penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya.
Pasangan muda ini ditangkap saat menawarkan anaknya kepada Edi Nurseto, warga Jl Simorejosari B VIII. Saat itu, sekitar pukul 10.45 WIB, Edi penasaran dengan kerumuman warga di dekat rumahnya. Setelah dicek, dia melihat sejoli menggendong anak.
"Saya heran kok ada yang mau tawarkan bayinya. Tapi saya juga iba dan tertarik untuk merawat bayi itu," ujar Edi di Mapolrestabes Surabaya. Mendapatkan angin segar dari Edi, Faisal dan Rahma pun menawarkan bayinya kepada Edi.
Ketertarikan Edi ini didasari pada keinginannya untuk mempunyai momongan. Pasalnya, Edi belum juga mendapatkan anak dari istri yang sudah dinikahinya selama 1,5 tahun. Lelaki 32 tahun ini pun meminta Faisal dan Rahma menunggu sang istri.
"Saya suruh dia balik sore karena istri saya masih kerja. Saya juga butuh masukan dari istri," imbuhnya. Saking sayangnya, Edi terdorong untuk membelikan susu formula untuk Rafli.
Namun 'transaksi' ini dicegah Ari, Ketua RT setempat. Akhirnya, warga melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukomanunggal karena warga takut terimpa masalah hukum. Polisi kemudian menggeladang keduanya ke Mapolsek Sukomanunggal sebelum di limpahkan ke Polrestabes Surabaya.
Tawaran bayi itu menggegerkan kawasan itu, karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Namun warga curiga pada pasangan ini karena tidak bisa menunjukkan surat keterangan lahir atau akta kelahiran si bayi sebagai bukti bahwa bayi itu benar-benar anak mereka. Mereka khawatir kalau-kalau bayi itu bukan anak Faisal dan Rahma. Apalagi saat itu penampilan Rahma dan Faisal kusut.
Waktu itu baik Rahma dan Faisal nyaris tak membawa apa-apa kecuali baju yang melekat dan tas kecil berisi peralatan bayi. Mereka selalu berjalan kaki. Menurut informasi, Senin malam, mereka terlihat masuk Simorejosari IX dan masuk ke beberapa rumah yang tampak mentereng.
Agaknya, Faisal dan Rahma memilih rumah tertentu yang mereka anggap pemiliknya punya uang yang mereka butuhkan saat ini. Tetapi, tampaknya mereka tidak berhasil mendapatkan orang semacam itu sampai akhirnya ditangkap polisi di gang VIII.
Menurut Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Sudamiran, pihaknya masih mendalami kasus ini, khususnya pengakuan Faisal tentang status anaknya.
Dalam pemeriksaan, Faisal dan Rahma mengaku menikah siri di Jakarta pada 2010 dan Rafli dilahirkan di RS Persahabatan, Jatinegara, Jakarta Timur, 22 Januari 2011. Informasi inilah yang akan dicek polisi ke Jakarta, cocok atau tidak.
"Kami sudah memeriksa keduanya. Selain itu, pengurus RT dan calon penerima bayi juga sudah kami periksa. Sampai saat ini, kami masih belum menemukan unsur pidana. Namun semuanya masih kami proses," tegasnya.
Menurut mantan Kapolsek Genteng itu, alasan yang diutarakan Faisal dan Rahma memang masuk akal. Keduanya menawarkan bayinya kepada orang lain karena tidak mampu memberikan perawatan terbaik.
Faisal hanya mekanik dengan upah Rp 150.000 per minggu. Sedangkan Rahma, tidak bekerja. Jadi, mereka merasa tidak mampu merawat bayinya sehingga menawarkan ke orang lain untuk menggantikan posisi mereka sebagai orangtua," ucapnya.
Terkait uang yang diminta Faisal, Sudamiran menegaskan, kalau itu bukan imbalan dari penjualan bayi yang disangkakan kepada mereka. Kepada penyidik, kata Sudamiran, Faisal memang mengakui minta uang itu, tetapi bukan untuk kepentingan pribadinya.
"Uang itu untuk mengganti biaya persalinan dan menebus surat keterangan lahir di Jakarta. Namun kami akan mengirim tim untuk mengecek pengakuan itu ke RS Persahabatan langsung," tandas Sudamiran.
Kasus ini bukan hanya mengundang perhatian dari warga Simorejosari. Sejumlah polwan yang berdinas di Unit PPA juga merasa iba dengan nasib bayi malang ini. Mereka bergantian menggendong untuk sekedar menenangkan sang bayi.
Karena kondisinya lemah, bayi itu kemudian dititipkan ke rumah sakit milik Polrestabes Surabaya, RS Achmad Dahlan untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan, orangtua si bayi, masih harus menjalani pemeriksaan intensif tim penyidik.
Rakyat kecil begitu menderita, masihkan anggota dewan yang terhormat nekat korupsi dan membangun gedung mewah?
Sumber : http://headlinenews-today.blogspot.c...ampu-beli.html
ponconugroho 13 Apr, 2011
www.isugosip.blogspot.com