ndia punya cara unik untuk menghukum koruptor. Rumah seorang pegawai negeri senior di India, yang diadili karena kasus korupsi, disulap menjadi sebuah sekolah untuk anak kumuh.
Rumah milik Shiv Shankar Verma, yang berlokasi di Patna, ibu kota negara bagian Bihar ini, disita berdasarkan undang-undang baru negara bagian. Verma didakwa karena mengumpulkan kekayaan secara ilegal hingga lebih dari USD335 ribu atau senilai dengan Rp2,8 miliar.
Hal ini merupakan inovasi baru dari hukum di Bihar yang selama ini terpukul karena serangkaian skandal korupsi. Sekolah mulai dibuka pekan lalu untuk menyenangkan 100 anak, terutama dari kawasan kumuh Dalit karena Bihar merupakan salah satu negara bagian termiskin di India.
"Rumah megah ini sekarang sekolah dasar negeri," kata pejabat senior pemerintah Anjani Kumar Singh. Sebagian besar murid di Sekolah Dasar Rukunpura berasal dari komunitas miskin Musahar dan mereka tampak senang di tempat baru dengan tiga lantai tersebut.
"Gedung sekolah kami sebelumnya, bobrok dan bau di setiap sudut. (Gedung) satu ini cukup baru dan terawat. Kami akan menikmati datang ke sini setiap hari untuk belajar," kata Amit Kumar yang merupakan siswa kelas tiga.
Undang-Undang Pengadilan Khusus Bihar tahun 2009 menyatakan, pemerintah negara bagian boleh memberdayakan barang sitaan dari pejabat yang dituduh korupsi, bahkan ketika sidang kasus korupsi sedang berlangsung dan putusan belum berkekuatan penuh. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (13/9/2011).
Pejabat dari Unit Kewaspadaan Negara Bagian Bihar menyerbu rumah Verma pada Juli 2007. Saat itu, petugas menemukan batangan emas dan mata uang asing.
Saat ini, Verma tengah diskors dari jabatannya di pelayanan irigasi negara. Baik Verma maupun penasehat hukumnya menolak untuk berkomentar mengenai penyitaan rumah. Verma telah mengajukan banding atas keputusan untuk menyita asetnya, ke Mahkamah Agung.
Jika MA mengabulkan permohonan Verma, pemerintah negara bagian Bihar harus mengembalikan properti yang sudah disita bersama dengan bunganya sebesar lima persen.
wonggemblung 16 Sep, 2011Rumah milik Shiv Shankar Verma, yang berlokasi di Patna, ibu kota negara bagian Bihar ini, disita berdasarkan undang-undang baru negara bagian. Verma didakwa karena mengumpulkan kekayaan secara ilegal hingga lebih dari USD335 ribu atau senilai dengan Rp2,8 miliar.
Hal ini merupakan inovasi baru dari hukum di Bihar yang selama ini terpukul karena serangkaian skandal korupsi. Sekolah mulai dibuka pekan lalu untuk menyenangkan 100 anak, terutama dari kawasan kumuh Dalit karena Bihar merupakan salah satu negara bagian termiskin di India.
"Rumah megah ini sekarang sekolah dasar negeri," kata pejabat senior pemerintah Anjani Kumar Singh. Sebagian besar murid di Sekolah Dasar Rukunpura berasal dari komunitas miskin Musahar dan mereka tampak senang di tempat baru dengan tiga lantai tersebut.
"Gedung sekolah kami sebelumnya, bobrok dan bau di setiap sudut. (Gedung) satu ini cukup baru dan terawat. Kami akan menikmati datang ke sini setiap hari untuk belajar," kata Amit Kumar yang merupakan siswa kelas tiga.
Undang-Undang Pengadilan Khusus Bihar tahun 2009 menyatakan, pemerintah negara bagian boleh memberdayakan barang sitaan dari pejabat yang dituduh korupsi, bahkan ketika sidang kasus korupsi sedang berlangsung dan putusan belum berkekuatan penuh. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (13/9/2011).
Pejabat dari Unit Kewaspadaan Negara Bagian Bihar menyerbu rumah Verma pada Juli 2007. Saat itu, petugas menemukan batangan emas dan mata uang asing.
Saat ini, Verma tengah diskors dari jabatannya di pelayanan irigasi negara. Baik Verma maupun penasehat hukumnya menolak untuk berkomentar mengenai penyitaan rumah. Verma telah mengajukan banding atas keputusan untuk menyita asetnya, ke Mahkamah Agung.
Jika MA mengabulkan permohonan Verma, pemerintah negara bagian Bihar harus mengembalikan properti yang sudah disita bersama dengan bunganya sebesar lima persen.
www.isugosip.blogspot.com