Anggota marinir Meksiko menggelandang sejumlah anggota kartel Zeta di depan puluhan senjata hasil sitaan.
MEXICO CITY, KOMPAS.com - Kartel narkoba paling ditakuti di Meksiko, Zeta, dikenal sangat kejam. Mereka membunuh dengan memenggal kepala, memutilasi, bahkan memasak lawan. Kini geng itu disebut menggelar adu manusia ala gladiator dengan sandera mereka sebagai petarung.
Kekerasan itu sudah mencapai tingkat yang bahkan para gangster pun mulai muak.
Para sandera itu dibekali martil dan golok lalu digiring ke sebuah arena. Prinsip membunuh atau dibunuh berlaku di sini. Petarung yang bertahan akan dijadikan tukang pukul.
Dugaan adanya praktik itu dikaitkan dengan penemuan beberapa kuburan massal dengan lebih dari 400 mayat di dalamnya dalam beberapa bulan terakhir.
Sebuah sumber yang terkait dengan perdagangan narkoba mengaku sudah mendengar detail tentang kegiatan kejam itu. "Kekerasan itu sudah mencapai tingkat yang bahkan para gangster pun mulai muak," katanya.
Seorang perwakilan kantor kejaksaan di negara bagian Durango, tempat ditemukannya salah satu kuburan massal terbesar di Meksiko, mengatakan, "Jika informasi itu benar, mereka (Zeta) benar-benar barbar. Mereka sudah gila."
Wilayah perbatasan utara Meksiko didera ledakan kekerasan setalah pemerintah mencanangkan perang terhadap Gulf dan Zeta, kartel yang dibentuk pada tahun 1990-an oleh para bekas tentara dan pecahan dari Gulf.
Perang antargeng narkoba itu sudah menewaskan hampir 35.000 orang dalam lima tahun terakhir. Itu catatan resmi pemerintah, sementara jumlah pasti korban bisa jadi lebih dari itu.
Sejak 2006, setidaknya 5.300 warga Meksiko menghilang. Para saksi mata melaporkan melihat orang-orang diambil ambil begitu saja dari bus-bus dalam antarkota oleh para anggota geng.
"Kami tidak pernah lagi mendengar kabar dari mereka. Mereka seperti ditelan bumi," kata Reina Estrada, yang kehilangan kontak dengan suaminya yang bepergian ke perbatasan Meksiko-AS untuk urusan bisni pada Maret 2009.
"Orang-orang menghilang begitu saja, banyak yang lenyap secara berkelompok. Tetapi tidak ada tuntutan uang tebusan," ujar seorang aktivis hak asasi manusia di negara bagian Coahuila, yang berbatasan dengan Texas, Amerika Serikat.
Beberapa korban penculikan dipaksa membunuh orang. Yang lain ditemukan tergantung di jalan. Sementara sebagian besar dari 200 mayat yang ditemukan di kuburan massal di negara bagian Tamaulipas tampaknya dibunuh dengan martil atau dibakar hidup-hidup.
Sebuah laporan di surat kabar Houston Chronicle, berdasarkan pengakuan seorang tersangka narkoba, menyebut, "Yang tua dibunuh. Perempuan muda diperkosa. Sementara orang yang masih muda dan produktif diberi martil, golok, dan tongkat dan dipaksa bertarung sampai mati."
Saat tingkat kekerasan terus meningkat, Presiden Meksiko Felipe Calderon, menugaskan tentara untuk memerangi kartel pada Desember 2006. Namun keputusan itu kini dikecam karena justru membuat kartel-kartel itu makin nekat.
Bulan lalu, aparat keamanan menyita sejumlah "narco-tank", kendaraan perang hasil modifikasi geng-geng narkoba itu, yang digunakan untuk melawan militer.
Kini bahkan loyalitas aparat keamanan pun dipertanyakan, setelah 74 orang yang ditangkap terkait penemuan kuburan massal di Tamaulipas, 17 di antaranya adalah polisi.
www.isugosip.blogspot.com